GANYANG HOAX, PECUNDANG PERADABAN HARUS DIENYAHKAN - Mustikayasa News

Sabtu, 25 November 2017

GANYANG HOAX, PECUNDANG PERADABAN HARUS DIENYAHKAN

USAI DISKUSI PUBLIK. Panitia dengan narasumber seusasi Diskusi Publik foto bersama. di Istana Taman Jepun, Denpasar, Bali,  Kamis, 23 November 2017.(dadang)

Jum’at, 24 November 2017

MyNews – Denpasar | Banjir informasi ke publik, terutama yang viral melalui media sosial (medsos), rupanya potensial berimplikasi memerosotkan mutu peradaban suatu kaum atau bangsa.

“Sosok potensial sebagai pecundang peradaban itu adalah produk-produk informasi bohong atau hoax,” kata Dewa Wirajaya.

Dia katakan itu saat mengantar berlangsungnya Diskusi Publik di Istana Taman Jepun, Denpasar, Kamis (23/11).

Perhelatan ilmiah tersebut diprakarsai oleh Media Online www.suaradewata.com bekerjasama Pengurus Ikatan Wartawan Online (IWO) Provinsi Bali.

Dewa, selaku Ketua Panitia Diskusi, memandang bahwa hoax adalah karya biadab. Hoax adalah bukti kejahatan. Di dalam hoax pasti mengandung fitnah, walau mungkin diproduk bermotif guyonan, iseng. Apalagi bila hoax dilahirkan secara serius untuk mendiskreditkan pihak tertentu.

Oleh karena itu melalui diskusi tersebut, dia menyeru ganyang hoax. Sebagai sang pecundang peradaban, hoax harus dienyahkan. Dan untuk itu butuh sistem yang handal, baik pada tataran terapan global maupun lokal.

Tak kalah penting dari semua hal yang dia sampaikan itu, Dewa memandang  bahwa insan-insan pengguna teknologi informasi, baik yang intensif maupun jarang-jarang,  kiranya perlu disadarkan tentang pentingnya antihoax.

“Dengan kesadaran yang demikian itulah dapat kita harap, bahwa masing-masing dari mereka kelak betul-betul terpanggil untuk ikut bertindak dan bertanggung jawab mengubur hoax,” ujarnya.

Guna membuka cakrawala pandang yang luas bagi peserta diskusi, terdiri insan pers, mahasiswa, juga pegiat LSM di Bali, maka dihadirkanlah Nyoman Sutiawan (Ketua IWO Bali), Agus Astapa (Komisioner pada KIP), I Made Sunarsa, SE (Ketua KPI Bali), Dr. Luh Riniti Rahayu, MSi (Ketua LSM Sruti/mantan Komisioner KPU) selaku narasumber.

Ketua IWO Provinsi Bali, Nyoman Setiawan, mengatakan posisi organisasinya pada kepentingan mengganyang hoax pecundang peradaban pada 2018 sungguh sangat penting.

Menurutnya, 2018 adalah tahun politik sehubungan berlangsungnya Pemilu serentak 2019. Dapat diprediksi saat itu rawan muncul berita-berita hoax. Sementara Ikatan Wartawan Online (IWO)  secara kelembagaan, person, dan industri pers bertekad tetap menjaga independensinya.

“Keluarga besar IWO akan menjadikan organisasinya sebagai rumah peradaban. Kinerjanya tetap menjaga netralitas, serta memberikan kesejukan dan kedamaian masyarakat,” tandas Nyoman, seraya menunjukkan kuncinya karena karya jurnalistik keluarga besar IWO didedikasikan untuk pembaca dengan penuh tanggung jawab.

Sedangkan Agus Astapa, Komisioner pada Komisi Informasi Publik (KIP) menjelaskan insan pers agar dalam berkarya terhindar dari hoax, harus menjaga diri tidak melanggar 10 rambu larangan informasi kepada publik.

Sebanyak 10 larangan itu disebutkannya dapat diidentifikasi atau dinukil dari UU tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP), UU tentang Pers dan UU tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Ihwal netralitas pers, dia belum bisa yakin bakal terjaga sempurna karena biasanya masing-masing media memiliki agendanya sendiri.

Dr. Riniti Rahayu memandang nasib media online mendatang sebagai makhluk seksi. Satu dasawarsa ke depan, menurutnya, media online sangat digandrungi publik dibanding media cetak dan media elektronik.

Oleh karena itu baik untuk merealisasi gagasan IWO maupun untuk tertibnya berjurnalistik di media online,  Riniti menyarankan pelatihan-pelatihan dan uji kompetensi kewartawanan perlu digalakkan.    

Sementara I Made Sunarsa sebagai Ketua KPI siap bersinergis dengan elemen-elemen pers untuk membangun dunia jurnalistik media online berwibawa, disegani, dipercaya publik karena bersih dari berita bohong.

“Konten-konten negatif yang berseliweran di media, umumnya di media sosial, saat ini sudah pada titik memprihatinkan, dan yang terlibat sebagai pelaku sudah banyak yang masuk bui,” ungkapnya, lalu dia berharap semoga masa berikutnya fakta buruk itu tidak terjadi lagi. | sba alqudsy – K.08

Editor                    : Burhanuddin AR

Pengunggah       : Mustapid

Bagikan artikel ini

Artikel Menarik Lainnya

Silakan tulis komentar Anda

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)