Minggu, 18 Desember 2016.
MyNews – Karawang | Segenap pengamal shalawat wahidiyah, baik yang
di dalam maupun luar negeri, pada hakikatnya adalah orang-orang yang berjihad
atau mujahid, terutama untuk mengelola hati, jiwa atau rokhaninya masing-masing
senantiasa mendekat kepada Allah Swt dan Rasulullah Muhammad Saw.
Mubalighah Ifa Qoniatu Zuaro,
S.Pd.I, dari Da’i Provinsi Jawa Barat mengutarakan hal itu ketika menjadi
penceramah tunggal pada Mujahadah Rubi’ussanah Kabupaten Karawang Dalam Rangka
Memperingati Maulid Nabi SAW, di Lapangan Perumahan Bintang Alam, Teluk Jambe
Timur, Karawang, hari ini.
Ifa juga menjelaskan bahwa ummat
Islam berjihad, itu hukumnya wajib. Bentuk aktivitas jihad sangat banyak dan
variatif. Akan tetapi pada galibnya hanya terdiri tiga sifat, yakni jihad
dengan kekuatan totalitas materi/harta, tenaga/kekuasaan, dan lisan/batin.
Namun ada juga jihad yang tanpa menggunakan materi/harta, melainkan pakai tenaga/kekuasaan
dan lisan/batin. Sifat jihad ketiga cuma
mengandalkan lisan/batin.
Pengamal shalawat wahidiyah,
menurut Isfah, lebih mengarah melaksanakan jihad bersifat lisan/batin. Kesan
jihad ini memang sepele sebab seperti tanpa banyak risiko dan pengorbanan. Akan
tetapi dalam tata nilai sesungguhnya jihad ini justru merupakan jihad terbesar
karena mengandung perang batin, perang melawan hawa nafsu.
Oleh karena itu insan-insan kader
perjuangan Wahidiyah secara individu maupun komunal tidak mengembangkan, apalagi
melaksanakan konsep jihad dengan menekan orang lain. Jihad mereka adalah dengan
mendo’akan agar semua orang mendapat hidayah dan mendekat kepada Allah maupun
Rasulillah Saw.
“Makna lainnya bahwa hal yang
sangat didambakan oleh para mujahid wahidiyah adalah mendapat hidayah Allah dan
safaat Rasulullah,” ujar Ifa lagi.
Syiar Islam yang digerakkan
panitia dipimpin oleh Syarifah Aini dan Sri Wiarsih atas arahan Ketua
Perwakilan Yayasan Perjuangan Wahidiyah Kabupaten Karawang, Syueb, S.Ag. itu dihadiri sekitar 500 orang.| bani albar
Editor : Burhanuddin AR
Pengunggah : Mustapid
