![]() |
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar seusai kunjungan kerja ke SMKN 1 Garut. |
Senin, 27 November 2017
MyNews - Bandung | Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar (Demiz), berharap Pilkada Jawa Barat menjadi momentum untuk pesta demokrasi rakyat, bukan pemecah belah masyarakat.
MyNews - Bandung | Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar (Demiz), berharap Pilkada Jawa Barat menjadi momentum untuk pesta demokrasi rakyat, bukan pemecah belah masyarakat.
"Kita tidak menghendaki hal itu terjadi walau sekarang ini tidak dapat dipungkiri adanya polarisasi peristiwa untaian Pilkada DKI ke Jawa Barat," kata Demiz dalam expert meeting 'Menyongsong Pilkada Serentak yang Berkualitas di Lumbung Suara', di Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII), Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, Senin (27/11).
Demiz menilai, sampai saat ini tidak ada upaya dari para elit politik untuk meredam konflik dampak Pilkada DKI Jakarta tersebut. Itu karena partai politik (parpol) belum mampu membuat budaya politik dengan baik. Bahkan, politik transaksional juga masih marak terjadi antara parpol atau kontestan Pilkada dengan masyarakat atau pengusaha.
"Ketika kampanye pada tahun 2013 lalu, saya pernah mengatakan bahwa pemilihan gubenur ini tidak terlalu penting dalam hidup kita karena tidak berpengaruh secara langsung untuk kalian masuk surga atau neraka," tuturnya.
"Yang penting itu bagaimana menjalin silaturahim di antara kalian dalam Pilkada ini, dan itulah yang langsung berhubungan dengan kalian masuk surga atau neraka," ungkapnya.
Demiz pun mengajak semua pihak agar menjadikan Pilkada sebagai ajang pesta demokrasi melalui kemeriahan politik yang santun dan damai. Menurut dia, Pilkada harus mencerminkan perjalanan demokrasi bangsa ini semakin maju, sehat, dan berkualitas.
"Saya kira kita harus melihat ini (Pilkada) betul-betul pesta demokrasi, enjoy. Bukan menciptakan perpecahan dalam masyarakat, apalagi seperti (Pilkada) Jakarta kemarin. Saling hujat pada era teknologi ini, bukanlah contoh yang baik. Jabar semestinya menjadi tolak ukur yang baik," katanya.
Kualitas demokrasi di zaman now, sambung Demiz, bisa dilihat dari beberapa hal. "Dalam konteks Indonesia, sudah ada acuannya, yaitu prinsip-prinsip Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil," ungkap Demiz. | mus betrik - K.01
Editor : Burhanuddin AR
Pengunggah : Mustapid
Editor : Burhanuddin AR
Pengunggah : Mustapid