SMPN 1 CIAMPEL JADI INDUK KLASTER PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURTILAS

admin    12.38    KEBUDAYAAN , pemerintahan , Pendidikan    1 comment   

KEPALA SMPN 1 CIAMPEL: Imas Suminar, S.Pd., selaku Kepala SMPN 1 Ciampel, Kabupaten Karawang  sedang memberi penjelasan sekolahnya melaju menjadi Induk Klaster Pendampingan Pelaksanaan Kurtilas. (toto s)

Jum’at, 14 Januari 2017.

MyNews – Karawang | Karawang pantas berbangga. Apalagi kalangan pendidik dan warga masyarakat Kecamatan Ciampel. Pasalnya, bahwa kini SMPN 1 Ciampel dihunjuk oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai  Induk Klaster Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013.

"Alhamdulillah, kami mendapat kepercayaan mengemban tugas mulia itu dari Pak Gubernur Aher," kata Kepala SMPN 1 Ciampel, Imas Suminar, S.Pd., di kantornya, Jum'at pagi, tatkala diminta pendapatnya atas penghunjukan tersebut.

Telah umum diketahui implementasi Kurikulum 2013 (Kurtilas) dihadapkan dengan banyak kendala. Satu di antaranya yang berat adalah meski sejumlah guru telah dilatih sebelum melaksanakan, ternyata, masih banyak yang membutuhkan pendampingan langsung dalam menerapkannya.

Kenyataan yang demikian itu, terjadi juga pada sebagian besar guru SMP di Jabar. Makna lainnya bahwa masih sebagian kecil unit-unit SMP yang memiliki keseluruhan gurunya telah trampil menerapkan Kurtilas.

SMPN 1 Ciampel, Kabupaten Karawang, rupanya, dipandang oleh Pemprov Jabar termasuk SMP yang guru-gurunya relatif telah trampil menerapkan Kurtilas. Dan oleh karena itu, kemudian, SMPN 1 Ciampel dihunjuk menjadi induk klaster pendampingan pelaksanaan Kurtilas bagi beberapa SMP yang berdekatan.

Menurut Imas, amanah Pemprov Jabar kepada SMPN 1 Ciampel itu merupakan tugas mulia dalam mewujudkan percepatan peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan tingkat SMP, khususnya di seputaran Ciampel, atau Karawang belahan timur.

Dalam mewujudkan percepatan tersebut, maka tenaga pengajar atau segenap guru SMPN 1 Ciampel harus peduli meningkatkan profesionalitas diri. Selain itu berkenan dan ikhlas pula jika ditugasi mendampingi sejawat guru SMP lain, khususnya dalam membangun ketrampilan melaksanakan Kurtilas.

Contohnya mendampingi dalam hal merencanakan pembelajaran (menyusun RPP), mengembangkan instrumen penilaian, mengelola pembelajaran dengan pendekatan ilmiah, memantapkan penyajian-penyajian muatan lokal, ekstra kurikuler, dan penelusuran minat peserta didik.

Untuk itulah, kata Imas, di SMPN 1 Ciampel sendiri perlu ditata dan dikelola agar semakin berkualitas dalam menerapkan Kurtilas, sekaligus kondusif sebagai SMP induk klaster pendampingan pelaksanaan Kurtilas.

Dia sebutkan bahwa anak bangsa yang belajar di SMP yang dipimpinnya berjumlah 1.237 siswa. Mereka harus mendapat pendidikan, pembinaan, pendampingan dan pengawasan dengan baik. Arahnya agar mereka punya dan mampu mengambil peran sebagai murid yang dapat dicontoh oleh pelajar sekolah lain yang sederajat.

Sejalan arah tersebut maka selain SMPN 1 Ciampel menyelenggarakan Kurtilas, juga melaksanakan program literisasi. Program ini merupakan suatu aktivitas pembiasaan siswa membaca buku non-mata pelajaran. Kewajibannya dalam setahun minimal 20 judul buku.

Imas menerangkan bahwa disebabkan alokasi dana biaya operasional sekolah (bos) hanya cukup untuk pengadaan 400 buku, sedangkan siswa berjumlah 1.237 anak, maka guna mendukung program literisasi, para siswa dan guru diwajibkan menyumbang 1 (satu) judul buku yang beda satu sama lainnya. Buku tersebut dihibahkan ke perpustakaan sekolah.

Kegiatan tambahan lainnya yang diterapkan di SMPN 1 Ciampel adalah pembiasaan membaca Surat Yasin pada tiap Selasa, Asmaul Husna pada tiap Kamis, dan senam kesegaran jasmani (SKJ) pada tiap Jum’at. Pelaksanaannya semua sebelum jam pelajaran pertama. Sedangkan ekstra kurikuler diselenggarakan pada sore hari.

Imas juga menginformasikan mulai semester genap pada tahun ajaran sekarang SMPN 1 Ciampel menerapkan 5 (lima) hari pembelajaran dalam setiap pekan. Artinya pada setiap Sabtu dan Minggu libur. | toto s – A.02 

Editor                  : Burhanuddin AR.

Pengunggah       : Mustapid.