Badan Metreologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi cuaca ekstrem yang melanda sebagian besar Indonesia, tak terkecuali di daerah Kabupaten Karawang menimbulkan potensi curah hujan yang relatif tinggi dan Angin kencang.
Cuaca ekstrim tersebut di sebabkan oleh munculnya siklon tropis cempaka disusul dengan siklon tropis dahlia.
Penomena yang terjadi ini tentu menimbulkan kekhawatiran khususnya pengelola wisata alam pegunungan sanggabuana terutama PT Perhutani BKPH Pangkalan.
Kekhawatiran tersebut bukan tanpa alasan, karena sebagai pemangku kawasan wisata alam Pegunungan Sanggabuana tidak berharap ada peristiwa kecelakaan bagi pelancong atau pengunjung wisata.
Cuaca eksrim tersebut berpotensi munculnya banjir bandang dari wilayah hulu Sungai Cigeuntis dan Sungai Ciomas.
Demikian disampaikan oleh kepala BKPH Pangkalan Kabupaten Karawang Mursid, S Hut, dalam bincang santai dengan team Mynews baru-baru ini.
Mursid menghimbau kepada pengunjung untuk mematuhi arahan Pemandu Wisata, karena keselamatan dan kenyamanan pengunjung adalah prioritas yang utama, pintanya.
Hal senada disampaikan Kades Medalsari Kecamatan Pangkalan Kabupaten Karawang Amin Supriatna, menanggapi fenomena alam yang ekstrim, yang sesekali munculnya Air bah atau "caah dengdeng" dalam istilah bahasa sunda seperti yang terjadi akhir-akhir ini.
Ketika terjadi hujan lebat dikawasan hulu Sungai Ciomas maka debit air meningkat, menyebabkan Curug Grand Canyon arusnya menjadi besar.
Beruntung Petugas Pemantau Air dihulu sigap menginformasikan perihal tersebut ke petugas pos jaga, sehingga mengingatkan pengunjung agar menghindar dari kawasan curug.
Menanggapi nada miring di Medsos tentang Kawasan Wisata Grand Canyon, Amin menanggapi santai, "hak mereka untuk menilai, yang pasti kami beserta LMDH dan KRPH Cigunungsari terus berbenah Kawasan Wisata Grand Canyon sedikit demi sedikit, dana kutipan dipos desa kami manfaatkan untuk pembuatan gorong-gorong, tangga jalan setapak ke Dam di hulu sungai dan kegiatan sosial lainnya.
Yang Jelas Masyarakat desa Medalsari terbantu ekonominya dengan adanya wisata Grand Canyon, papar Amin sambil tersenyum.
Cuaca ekstrim tersebut di sebabkan oleh munculnya siklon tropis cempaka disusul dengan siklon tropis dahlia.
Penomena yang terjadi ini tentu menimbulkan kekhawatiran khususnya pengelola wisata alam pegunungan sanggabuana terutama PT Perhutani BKPH Pangkalan.
Kekhawatiran tersebut bukan tanpa alasan, karena sebagai pemangku kawasan wisata alam Pegunungan Sanggabuana tidak berharap ada peristiwa kecelakaan bagi pelancong atau pengunjung wisata.
Cuaca eksrim tersebut berpotensi munculnya banjir bandang dari wilayah hulu Sungai Cigeuntis dan Sungai Ciomas.
Demikian disampaikan oleh kepala BKPH Pangkalan Kabupaten Karawang Mursid, S Hut, dalam bincang santai dengan team Mynews baru-baru ini.
Mursid menghimbau kepada pengunjung untuk mematuhi arahan Pemandu Wisata, karena keselamatan dan kenyamanan pengunjung adalah prioritas yang utama, pintanya.
Hal senada disampaikan Kades Medalsari Kecamatan Pangkalan Kabupaten Karawang Amin Supriatna, menanggapi fenomena alam yang ekstrim, yang sesekali munculnya Air bah atau "caah dengdeng" dalam istilah bahasa sunda seperti yang terjadi akhir-akhir ini.
Ketika terjadi hujan lebat dikawasan hulu Sungai Ciomas maka debit air meningkat, menyebabkan Curug Grand Canyon arusnya menjadi besar.
Beruntung Petugas Pemantau Air dihulu sigap menginformasikan perihal tersebut ke petugas pos jaga, sehingga mengingatkan pengunjung agar menghindar dari kawasan curug.
Menanggapi nada miring di Medsos tentang Kawasan Wisata Grand Canyon, Amin menanggapi santai, "hak mereka untuk menilai, yang pasti kami beserta LMDH dan KRPH Cigunungsari terus berbenah Kawasan Wisata Grand Canyon sedikit demi sedikit, dana kutipan dipos desa kami manfaatkan untuk pembuatan gorong-gorong, tangga jalan setapak ke Dam di hulu sungai dan kegiatan sosial lainnya.
Yang Jelas Masyarakat desa Medalsari terbantu ekonominya dengan adanya wisata Grand Canyon, papar Amin sambil tersenyum.