KORBAN MAFIOSO PENDIDIKAN TINGGI TIDAK HANYA UNIAT JAKTIM - Mustikayasa News

Selasa, 05 Desember 2017

KORBAN MAFIOSO PENDIDIKAN TINGGI TIDAK HANYA UNIAT JAKTIM

WISUDA YANG DIBATALKAN. Para penyelenggara wisuda ilegal berfoto bersama di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, 19 September 2015. Dalam sidak oleh petugas dari Pemerintah menemukan ribuan peserta wisuda ilegal yang mendapatkan gelar S1 dan D3 dengan ijazah palsu tanpa harus mengikuti perkuliahan. (Repro TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat)
Selasa, 5 Desember 2017

MyNews – Jakarta | Rangkuman peristiwa permukaan berupa pembatalan seremonial wisuda sarjana dan pasca sarjana di beberapa daerah ternyata menunjukkan bahwa sebenarnya korban ulah jejaring mafioso pendidikan tinggi tidak hanya Universitas Islam Attahiriyah Jakarta Timur.

“Pembatalan acara wisuda oleh pemerintah yang terjadi pada Sabtu, 19 September 2015, di Kampus Universitas Terbuka, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, pun merupakan korban tingkah para mafioso,” kata Drs. David Yassir, M.Pd, pemerhati pendidikan tinggi, ketika ditemui MyNews di rumahnya, di Kawasan Kranji, Kota Bekasi, hari ini.

Menurut David, pembatalan satu even wisuda untuk beberapa perguruan tinggi swasta (PTS), dan ternyata masing-masing memang bermasalah sehingga patut dilarang menggelar wisuda, itu bukan peristiwa kebetulan, melainkan pasti ada pihak yang memainkannya.

Pencideraan performa pendidikan tinggi tersebut yang dilakukan oleh jejarring dengan person-person relatif sama, ujar David, jelas itu merupakan cermin bahwa sebenarnya ada jejaring mafioso pendidikan tinggi yang sengaja mengacak-acak kesucian misi perguruan tinggi.

VIA PRIBADI. Bayar
kesarjanaan dan wisuda
via pribadi, tidak transfer
ke rekening PTS-nya
(tengka.doc)
“Dalam konteks kasus di Kampus UT itu maka selazimnya pihak-pihak yang berwenang, baik pada sektor pendidikan tinggi (Kemristek Dikti) serta sektor keamanan ketertiban masyarakat (Polri), dan sektor perlindungan konsumen (BPKN) bersinergi menghadapi kasus tersebut,” ucap David.

Sebagaimana tersiar melalui beberapa media, acara wisuda sarjana dan pasca sarjana Universitas Islam Attahiriyah (UNIAT) yang bernaung pada Yayasan Addiniyah Attahiriyah (YAT), dan wisuda ahli madia, sarjana, dan atau pasca sarjana Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Telematika, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Tangerang Raya, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ganesha, serta Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Suluh Bangsa yang bernaung  dalam Yayasan Aldiana Nusantara (YAN) dibatalkan. Gara-garanya sama, yakni karena ada pelanggaran berupa memproduk ahli madia, sarjana dan/atau magister abal-abal. 

Pihak yang parah dalam menyelenggarakan wisuda bodong itu adalah kampus dalam naungan YAN.. "Kan yayasannya sudah mengakui hal itu ke Menristek Dikti," ujarnya.

Ditelisik dari pejabat PTS-PTS itu saat berkasus tercantum nama seorang profesor doktor initial SS dan seorang doktor initial IIDJ. Ditengarai mereka adalah dalang pelakon mafia pendidikan tinggi tersebut. Mereka sengaja menciptakan ahli madia, sarjana dan/atau magister abal-abal melalui praktik menjual ijazah tanpa kuliah sebagaimana mestinya.

Dalam permainan itu mereka bekerjasama dengan DW, GT dan AR, para tokoh piawai dalam urusan mengembangkan jejaring bisnis ijasah sarjana yang sudah merambah dari Aceh sampai dengan Papua.
"Mereka melakukan pembelajaran kelas jauh, dan setelah ditelusuri ternyata tidak ada pembelajaran. Jadi seperti jual-beli ijazah. Ini pelanggaran. Kan begitu penegasan Ketua Tim Evaluasi Kinerja Akademik Perguruan Tinggi. Bahkan, diuangkapkan oleh beliau juga bahwa kuliah jarak jauh itu ada yang di Sulawesi Selatan, Sopeng, Papua, Ambon, dan Nusa Tenggara Timur,” kata David.
Oleh karena itulah David berharap ada tindakan konkret pihak-pihak yang kompeten. Sebab, menurutnya, kasus pencideraan pendidikan tinggi tersebut sudah berjalan bertahun-tahun dan itu bukan semata pelanggaran administratif, melainkan mengandung juga perkara perdata dan pidana. | sba alqudsy – L.03
Editor                    : Burhanuddin AR

Pengunggah       : Mustapid

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda