PT. PERHUTANI "PAGARI" KAWASAN HUTAN PEGUNUNGAN SANGGABUANA - Mustikayasa News

Kamis, 26 Oktober 2017

PT. PERHUTANI "PAGARI" KAWASAN HUTAN PEGUNUNGAN SANGGABUANA

MyNews – Karawang |Kawasan Gunung Sanggabuana yang membentang memanjang di Kabupaten  Karawang bagian selatan, salah satu ciptaan Sang Maha Kuasa yang patut disyukuri oleh warga Karawang.
Disamping menyimpan panorama alam yang menyejukan mata memandang, sumber udara yang segar dan menyimpan sumber Air bagi warga sekitarnya, tentu mengundang decak kagum bagi pelancong yang sekedar ingin relaksasi dari kepenatan kehidupan sehari-hari.
Gugusan gunung Sanggabuanapun yang banyak menyimpan kekayaan material tambang yang mengundang sang kapitalis untuk mengeruk keuntungan dengan menginfestasikan dananya disektor pertambangan. Salah satunya PT. INDAH NABARA Yang berminat mengekploitasi kekayaan gunung Butak dengan mengajukan ijin usaha pertambangan yaitu batu Andesit.
Keseriusan mereka ditandai dengan digelar pertemuan dengan warga desa Cintawargi kecamatan Tegalwaru dan para pemangku pemerintah yang berkopenten di Rumah makan Lebak Sari Indah beberapa waktu yang lalu dengan Agenda Konsultasi Publik/Sosialisasi Study Amdal.
Menyikapi hal tersebut PT Perhutani BKPH Pangkalan berjuang untuk melindungi/memagari kawasan pegunungan Sanggabuana dengan terus melakukan pembinaan kepada masyarakat sekitar hutan (LMDH) Lembaga Masyarakat Desa Hutan akan kelestarian alam dan pemberdayaan masyarakat untuk melindungi kawasan hutan.
Gunung Butak yang berbatasan langsung dengan kawasan wisata puncak pinus tepatnya didesa Cintawargi kecamatan Tegalwaru Kabupaten Karawang yang masuk wilayah Kesatuan Resort Pemangku Hutan (KRPH) Cintalanggeng, Terus berbenah menata kawasan wisata Puncak Pinus.
Demikian disampaikan Asan Arief selaku KRPH Cintalanggeng saat bincang santai kepada team mynews menanggapi proses ijin yang tengah ditempuh PT INDAH NABARA.

Asan menambahkan bahwa kami terus bersosialisasi kepada masyarakat bahwa kelestarian alam adalah sesuatu yang sangat penting dan harga mati karena  hutan "bukan warisan orang tua tapi titipan anak cucu" yang wajib diperjuangkan kelestariannya, papar asan bersemangat. | (Ade.4.10)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda