Rabu, 8 Februari 2017.
MyNews – Bangkok | ‘Tari Merak’ dari bumi Pasundan diprediksikan punya prospek cerah di pasar global. Potensinya untuk menjadi bagian andalan menu saji atraksi seni bagi wisatawan di ‘negeri gajah putih’ Thailand cukup bagus.
Pandangan itu disampaikan pada Rabu siang oleh Direktur Umum Bagian
Kebudayaan Panyapiwat Institute Management (PIM), Dr. Ming Khwan. Dalihnya selain tari merak menakjubkan, juga karena Thailand yang terobsesi menjadi negara Kitchen of the Word butuh kekayaan menu atraksi seni kompilasi internasional.
"Kami akan pelajari tari merak. dan saya pribadi ingin mengoleksi kostumnya," ujar Dr. Ming Khwan.
"Kami akan pelajari tari merak. dan saya pribadi ingin mengoleksi kostumnya," ujar Dr. Ming Khwan.
Saat Dr. Ming Khwan mengatakan itu di Lantai 14 Gedung
PIM Bangkok berlangsung pergelaran Indonesian-Thailand
Cultural Exchange Program. Dalam even tersebut Duta Budaya Sunda SMK
Bhinneka Karawang menampilkan tari
jaipong, tari merak, dan seni beladiri pencak
silat. Khusus tari merak dimainkan
oleh Kiki Handayani, Ika Ratnasari, Eka Meilinda, Rosita, dan Siti Ainurahmah.
Alkisah, tari merak mula
pertama muncul di bumi Pasundan pada 1950-an. Itu merupakan sebuah seni karya
koreografer Raden Tjetjep Somantri. Kemudian disempurnakan oleh Dra. Irawati
Durban Arjon pada 1985-an.
Tari merak merupakan implementasi dari kehidupan burung merak. Terutama tebar pesona jantan yang ingin memikat betina dengan cara betapa jantan pamer
gerakan elok ekornya.
Tari merak sering untuk menyambut pengantin, juga digelar dalam acara nasional
maupun internasional. Dan sangat manis diiringi gending macan ucul. | toto s
– B.16
Editor :
Burhanuddin AR.
Pengunggah : Mustapid.