![]() |
BERFOTO DI KBRI THAILAND. Atase Pendidikan KBRI Thailand, Dodo Sudrajat, berfoto diapit rombongan Duta Budaya Sunda SMK Bhinneka Karawang, Bankok, Senin 6 Februari 2017.(doc.humas.smkb.krw) |
Selasa, 7 Februari 2017.
MyNews – Bangkok | Pesawat Airasia
yang menerbangkan rombongan Duta Budaya Sunda SMK Bhinneka Karawang, mendarat di Don Mueang International Airport, Bangkok, Senin 6 Februari 2017, pukul 20.15.
Setelah satu jam pesawat mendarat, mereka menuju Nasa Vegas Hotel untuk menginap. Esok siangnya menuju Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Thailand, dan Sekolah
Indonesia Bangkok. Mereka disambut Atase Pendidikan, Dodo
Sudrajat.
Di Auditorium KBRI Thailand, Jalan Petchburi 600-602,
Ratchatewi, Bangkok, Cucu Mustika menyampaikan unsur timnya. Selain
dirinya selaku koordinator, juga ada sekretaris Indah Purnama Dewi, S.Pd.
Ada lagi dalam rombongan seorang instruktur angklung dari Kabumi UPI Bandung, Egi Herdiawan, 15 guru, serta 19 siswa, dan 2 orangtua murid. “Jadi, totalnya 39 orang,” lapor Cucu Mustika.
Ada lagi dalam rombongan seorang instruktur angklung dari Kabumi UPI Bandung, Egi Herdiawan, 15 guru, serta 19 siswa, dan 2 orangtua murid. “Jadi, totalnya 39 orang,” lapor Cucu Mustika.
Keberangkatan timnya ke Thailand guna memenuhi undangan even Asian Cultural Exchange Indonesia-Thailand. Pelaksanaannya
di Siam Technological College (Siamtech), dan Panyapiwat Institute Management
(PIM).
Pada even tersebut mereka menampilkan
seni musik angklung sunda, tari jaipong, tari merak, seni beladiri pencak silat. Semua merupakan karya budaya tradisional Sunda.
Selain itu awak tim mendendangkan beberapa lagu daerah etnis-etnis dari Sabang
sampai Meuroke. Antara lain yamko rambe
yamko (Papua), angin mamiri
(Sulawesi), jali-jali (Betawi), peyeum bandung (Sunda), alosio (Batak). Dan satu tarian
tradisional Aceh, tari saman.
Duta Budaya Sunda SMK Bhinneka Karawang dalam lawatannya ke Thailand
mendapat dukungan Kabumi UPI Bandung, Yayasan Bhinneka, parasiswa juga para
orangtua atau walimurid.
Melalui temu ramah itu Atase Pendidikan, Dodo
Sudrajat, atas nama pemerintah dan negara Republik Indonesia, mengatakan
sangat menghargai setiap misi promosi seni budaya tradisonal ke tengah-tengah
bangsa lain. Apalagi yang menjadi dutanya kalangan pelajar atau mahasiswa.
“Sehubungan itu kami berterima kasih kepada SMK
Bhinneka Karawang yang siap mengusung karya budaya tradisional Sunda di Siamtech
maupun PIM Bangkok ini,” kata Dodo.
Dodo pun, setelah menyimak laporan Cucu
Mustika, berharap ada kelanjutan jalinan kerjasama dengan Thailand. Utamanya guna memajukan pendidikan kebudayaan di Karawang, dan Jawa Barat atau tatar Sunda umumnya.
Untuk aktivitas sejenis pada pelaksanaan selanjutnya, dia berpandangan
akan lebih baik kalau setiap lawatan duta budaya tradisional Indonesia ke mancanegara mendapat support dari instansi terkait (stakeholder).
“Misalnya terhadap Duta Budaya Sunda ini. Tentunya,
akan lebih baik jika dapat bantuan dari Pemkab Karawang. Begitu kan? Persoalannya tim ini dibantu apa tidak?” tanya Dodo.
Namun apa yang terjadi. Terhadap pertanyaan itu, tak ada jawaban dari tamunya; Kecuali toleh menoleh antarmereka dengan saling senyum nyengir kuda.
Namun apa yang terjadi. Terhadap pertanyaan itu, tak ada jawaban dari tamunya; Kecuali toleh menoleh antarmereka dengan saling senyum nyengir kuda.
Temu ramah di KBRI Thailand itu diawali dengan jamuan makan siang, dan diakhiri dengan penyerahan
cinderamata. Kemudian duta budaya diajak meninjau Sekolah Indonesia Bangkok.
Delegasi yang dipimpin Wakasekhubinmas SMK Bhinneka Karawang, Cucu
Mustika, pada malamnya ke Platinum
Fashion Mall, belakang Nasa
Vegas Hotel.
Di sana mereka makan malam sambil memerhatikan performa dan layanan kepada tamu. Telah didengar
sebelumnya bahwa Platinum Fashion Mall memiliki manajemen yang representatif untuk
menguatkan citra Thailand sebagai Kitchen
of the Word.
Dalam unit bisnis kuliner misalnya. Restauran di situ menyajikan menu khas Thailand, tetapi bahannya disesuaikan dengan kebiasaan normatif calon penyantap. Jika dari Indonesia yang umumnya menghindari yang diharamkan dalam ajaran Islam, maka masakan tadi tidak akan dicampuri bahan yang diharamkan itu.
Dalam unit bisnis kuliner misalnya. Restauran di situ menyajikan menu khas Thailand, tetapi bahannya disesuaikan dengan kebiasaan normatif calon penyantap. Jika dari Indonesia yang umumnya menghindari yang diharamkan dalam ajaran Islam, maka masakan tadi tidak akan dicampuri bahan yang diharamkan itu.
“Kami, kan ada jurusan
keahlian pemasaran. Dengan memerhatikan apa yang ada di sini, maka sangat
mungkin menginisiasi untuk diajarkan di Karawang nanti,” ucap Ketua Program
Keahlian Pemasaran SMK Bhinnneka, Wini Setyowati, S.Pd., salah satu guru yang mendampingi perjalanan
siswanya ke Thailand | toto. S – B.11.
Editor :
Burhanuddin AR.
Pengunggah :
Mustapid.